Home » » MANAJEMEN ALAT BERAT

MANAJEMEN ALAT BERAT

Written By Albert Kelompok 3 on Selasa, 19 November 2013 | 19.38



MENEJEMEN ALAT BERAT YANG BAIK

Setelah sebelumnya saya sudah menjelaskan macam-macam Alat Berat dan pengaplikasiannya, sekarang saya akan berbagi ilmu tentang "Bagaimana Cara Memenej Alat Berat Dengan Baik" .
Manejemen Alat Berat merupakan suatu proses menejemen terhadap semua aspek alat berat sepanjang usia hidupnya mulai dari proses pemilihan sampai peremajaan.  Alat berat yang dimiliki oleh pelanggan adalah benda produksi. Pelanggan membeli  alat berat tersebut untuk dipergunakan menghasilkan suatu hasil atau output yang memiliki nilai ekonomis. Seringkali alat berat yang dimiliki oleh pelanggan merupakan alat kerja utama yang dipergunakan oleh pelanggan dalam menjalankan bisnisnya. Sehingga alat berat yang dioperasikan memiliki peran yang sangat menentukan dalam untung ruginya usaha yang dijalankan. 

Alasan kenapa kita harus mengelola alat berat yang dimiliki selalu berpusat pada satu alasan pokok yaitu bagaimana kita bisa mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya dari pengoperasian alat berat yang kita miliki. Terdapat dua hal mendasaryang menentukan apakah keuntungan atau kerugian yang akan didapat oleh pemilik alat berat.
Dua hal tersebut adalah
•Produksi (Ton, kWH, M3, dlsb)
•Biaya kepemilikan (Rp) dan biaya pengoperasian (Rp/Jam, Rp/Ton, Rp/kWH, dlsb) 

Apabila jumlah nominal hasil produksi lebih besar dari biaya maka selisih yang didapat bisa dikatakan sebagaimargin atau selisih yang disebut sebagai profit atau keuntungan. Semakin besar selisih yang didapat makaartinya semakin besar keuntungan yang diperoleh. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya dimana secara nominal biaya lebih besar dibandingkan dengan nominal produksi maka selisih yang ada bisa dikategorikan sebagai kerugian.


Dari paparan diatas maka tentu saja pengelolaan terhadap alat berat yang dimilikii selalu diarahkan agar pemilik alat berat bisa memperoleh produksi yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seoptimum mungkin.

Untuk bisa memperoleh keuntungan yang diharapkan tentu saja pemilik alat berat harus melakukan menejemen terhadap unit yang mereka miliki. Serangkaian aktivitas dan proses menejemen tersebut hendaknya selalu berpedoman pada tiga strategi pokok yang menjiwai seluruh proses menejemen yang dilakukan.
Ketiga hal tersebut adalah:
  1. Rancang dan operasikan alat agar selalu konsisten memenuhi target produksi dan dengan biaya yang seoptimum mungkin. Ini adalah marupakan strategi dasar bagi semua kegiatan produksi.
  2. Ketahui kinerja alat sesungguhnya mengandung pengertian untuk selalu memonitor kondisi alat berat yang sedang dioperasikan.
  3. Optimalisasi kinerja alat dapat dilakukan apabila dua strategi sebelumnya diatas sudah dilakukan. Strategi selanjutnya untuk bisa meningkatkan keuntungan adalah dengan melakukan terobosan terobosan baru berdasarkan data dan pengalaman sebelumnya.
Untuk merumuskan tiga strategi dasar tadimenjadi proses menejemen yang bisa direalisasikan maka terdapat lima langkah menejemen yang harus dilakukan, kelima hal tersebut adalah:
  • ·         Menejemen Pemilihan Alat
  • ·         Menejemen Pembelian
  • ·         Menejemen Pengoperasian
  • ·         Menejemen Perawatan
  • ·         Menejemen Peremajaan
Kelima hal tersebut hendaknya dilakukan secara terkoordinasi dan berkesinambungan. 

Menejemen Pemilihan
Apabila mendapat suatu pekerjaan yang membutuhkan alat berat maka langkah yang berikut dilakukan tentunya adalah memilih alat berat seperti apa yang akan digunakan.
Ruang lingkup permasalahan yang harus dipikirkan pada saat proses pemilihan tercakup dalam tiga hal pokok, yaitu:
  • Metoda kerja yang sesuai dengan kondisi lapangan. Artinya adalah bahwa kondisi medan dan lingkunganlah yang menentukan metoda kerja apa yang akan dipilih.
  • Target produksi. Setelah menentukan metoda operasi yang akan dilakukan maka tentunya bisa dihitung perkiraan produksi yang diharapkan dapat diperoleh per satuan waktu tertentu.
  • Sesuaikan jenis, kemampuan, kelengkapan serta jumlah alat. Dari metoda operasi dan target produksi yang sudah ditentukan sebelumnya tersebut maka selanjutnya dapat dipilih jenis alat berat apa yang cocok. Perlu dipikirkan juga alat kerja tambahan (attachment) apa saja yang mungkin perlu dipasang serta jumlah alat beratnya itu sendiri.
  • Pertimbangan yang pertama adalah spesifikasi dari alat berat tersebut. Spesifikasi ini juga menyangkut features yang dimiliki oleh alat berat tersebut.  
  • ·         Produktifitas, waktu dan biaya menjadi penting karena berkaitan langsung
dengan keandalan dan ketahanan kerja alat berat. Semakin andal alat
tersebut artinya adalah produktifitas  yang tinggi dan ketahanan terhadap
gangguan yang timbul.
  • ·         Fleet match, atau kesesuaian armada artinya adalah konfigurasi armada alat
berat yang sesuai. Baik segi jumlah maupun kapasitas kerja. 
  • Job study dan demo perlu dilakukan apabila hasil perhitungan teoritis memerlukan pembuktian yang lebih kuat. 
  • ·         Sebagai pertimbangan terakhir mungkin juga dilakukan perbandingan antara
dua atau lebih unit yang memiliki jenis dan spesifikasi yang sama tapi dari
brand yang berlainan.  
Berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut akan didapat alat berat yang tepat.
Sebagai tujuan akhir dari menejemen pemilihan tersebut tentunya adalah calon pemilik alat berat akan memiliki unit yang memberikan keuntungan optimum karena alat berat yang dipilih mampu memenuhi target produksi secara konsisten, efisien dan berkesinambungan.

Menejemen Pembelian
Setelah menentukan pilihan terhadap unit yang akan dioperasikan maka tahap berikutnya adalah melakukan serangkaian kalkulasi finansial untuk menentukan metoda finansial apa yang paling efisien.

Perhitungan yang dilakukan bisa merujuk pada analisa investasi alat yang memasukan faktor-faktor biaya dan pendapatan yang akan muncul sepanjang pengoperasian alatberat. Analisa investasi alat juga mempu memberikan perbandingan analisa investasi antara dua buah alat berat berbeda merk dengan kapasitas yang sama.

Dari analisa itu akhirnya dapat ditentukan metoda apa yang paling sesuai dengan kemampuan perusahaan dalam membiayai pembelian. 

Selanjutnya tidak ketinggalan tentunya harus dipikirkan juga bagaimana mekanisme kontrol biaya apabila nanti alat berat tersebut sudah dimiliki dan dioperasikan. Hal ini cukup penting untuk melihat apakah skema analisa investasi yang sebelumnya dihitung bisa diterapkan pada operasi kerja sesungguhnya. 

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa analisa investasi alat akan memberikan perkiraan akurat mengenai skema pemasukan dan pengeluaran yang akan timbul selama pengoperasian alat. Analisa investasi alat telah memasukan faktor-faktor produktivitas, kemampuan kesiapan alat, biaya (harga awal, perawatan, perbaikan dan rekondisi), harga jual alat bekas dan faktor kemampuan keuangan perusahaan.

Selanjutnya walaupun tidak masuk kedalam perhitunga analisa investasi alat ada satu faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu dukungan purna jual dari alat berat tersebut.
Dukungan purna jual yang baik sangat diperlukan untuk memastikan agar alat yang dimiliki bisa menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

Tujuan dari semua proses analisa diatas tentunya adalah agar alat yang dibeli dapat memberikan keuntungan finansial yang konsisten sepanjang usia pemakaiannya. Dari analisa yang telah dilakukan akan terlihat bahwa untuk mendapatkan keuntungan yang optimum dari pengoperasian alat para calon pemilik alat berat hendaknya jangan terpaku pada harga dari alat berat tersebut. Hasil analisa akan memperlihatkan bahwa selain dari harga alat masih banyak faktor lain yang berpengaruh, seperti: biaya pengoperasian, biaya tidak produktif dll.

Kesalahan yang umumnya dilakukan oleh para calon pemilik alat berat adalah terlalu menitik beratkan pada biaya awal yang harus dikeluarkan atau harga belinya. Hal itu terjadi dengan pertimbangan bahwa semakin murah harga alatnya maka makin besar potensi keuntungan yang akan didapat. 

Dengan cara pandang seperti itu maka bisa diibaratkan kita sedang melihat gunung es di lautan, yang terlihat adalah puncak gunung es yang ada di permukaan laut. Puncak gunung es tersebut adalah harga beli alat baru. Dibawah gunung es tersebut sebenarnya terdapat massa es yang jauh lebih besardari massa es yang kelihatan di permukaan. Massa es di bawah permukaan laut itu bisa diibaratkan sebagai faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap potensi keuntungan yang akan didapat.


Menurut survey yang pernah dilakukan terdapat lima faktor yang mempengaruhi keuntungan yang akan didapat. Kelima faktor tersebut adalah:
  • Harga unit
  • Harga jual alat bekas
  • Biaya operasi
  • Kesiapan alat
  • Produktifitas
Dari survey tersebut juga dilakukan penelitian mengenai besarnya pengaruh dari masing-masing faktor tadi terhadap potensi keuntungan. Apabila terjadi perubahan kuantitaif sebesar satu persen dari masing-masing faktor diatas ternyata hasilnya cukup mengejutkan, seperti tampak pada gambar diatas. Perubahan sebesar satu persen terhadap harga beli unit baru ternyata hanya akan memberikan pengaruh sebesar antara 0,5% sampai 0,9% terhadap potensi keuntungan yang akan didapat.

Dari survey yang didapat terlihat bahwa faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap keuntungan adalah kesiapan alat dan produktivitas.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil penelitian tersebut lebih menguatkan teori gunung es yang sebelumnya telah disinggung yaitu bahwa para calon pemilik alat berat jangan terpaku pada harga pembelian unit saja. Survey tersebut juga memberikan gambaran skala prioritas faktor-faktor manakah yang harus kita perbaiki untuk meningkatkan keuntungan.



Menejemen Pengoperasian
Selanjutnya dengan asumsi bahwa unit yang dibeli sudah sampai ditempat kerja maka langkah selanjutnya adalah bagaimana melakukan menejemen pengoperasian yang baik. Ruang lingkup manajemen pengoperasian ini sebenarnya sebagian telah dipikirkan saat melakukan pemilihan alat berat. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana merealisasikan rencana kerja tersebut dengan selalu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut misalnya adalah kondisi lingkungan kerja yang selalu dinamis dan berkembang, faktor keselamatan dan target produksi  yang ingin dicapai untuk satu periode tertentu.

Faktor kesiapan alat akan menjadi hal yang sangat penting. Dari sini hendaknya mulai difahami juga bahwa tidak mungkin didapat tingkat kesiapan alat yang tinggi tanpa adanya proses perawatan yang baik terhadap alat berat yang dioperasikan. Ini berarti bahwa harus terjalin pengertian yang baik antara bagian produksi yang bertanggung jawab untuk masalah menejemen pengoperasian dengan bagian perawatan yang bertanggung jawab untuk merawat alat berat tersebut.  

Dalam malakukan menejemen pengoperasian alatberat terdapat faktor-faktor yang selalu secara konsisten harus dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut adalah:  
  • Kondisi kesiapan alat. Untuk dapat merealisasikan semua rencana berkenaan dengan pengoperasian alat berat maka faktor kondisi dari alat tersebut akan sangat berpengaruh. Unit yang kondisinya tidak siap 100% tentunya tidak mungkin akan dapat menghasilkan kinerja 100% juga. 
  • Metode kerja. Hendaknya selalu menyesuaikan dengan kondisi dinamis dari medan yang dihadapi.  
  • Ketrampilan operator. Hal ini tidak bisa ditawar lagi tentunya. Ketrampilan operator sangat berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan. 
  • Cycle time, waktu siklus yang dimaksud disini adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat berat untuk melakukan serangkain proses pada saat bekerja. Waktu siklus antara lain dipengaruhi oleh: medan kerja, jarak yang harus ditempuh atau material kerja yang dihadapi. Perubahan waktu siklus juga akan sangat mempengaruhi komposisi dan jumlah alat yang bekerja di satu lokasi. 
  • Komunikasi antar para operator dilapangan, para operator dengan pengawas dan bagian perawatan juga harus menjadi bahan pertimbangan. Tanpa komunikasi yang baik maka tidak akan didapat kerjasama kelompok yang baik. Dalam suatu armada alat berat maka hasil yang diperoleh selalu merupakan hasil kerja sebuah kelompok. 
Setelah semuanya bisa didapat yang berikutnya tidak boleh dilewatkan adalah bagaimana mengontrol semua proses pengoperasian yang sedang terjadi di lapangan. Sistem kontrol yang baik akan bisa menjaga konsistensi hasil kerja dan kekompakan kerjasama tim. 
Tujuan dari menejemen pengoperasian adalah mengoptimalkan produktivitas tiap alat berat yang dioperasikan agar selalu dapat memenuhi target produksi dengan biaya yang seoptimal mungkin. 

Menejemen Perawatan
Pada penjelasan sebelumnya telah  ditekankan bahwa kesiapan alat dan produktivitas yang tinggi tidak akan mungkin didapat tanpa melakukan proses perawatan yang semestinya. Sehingga ruang lingkup pemikiran yang berkaitan dengan menejemen perawatan adalah bagaimana melakukan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk menjaga alatberat yang dimiliki selalu berada dalam kondisi terbaiknya, meminimalkan atau bahkan menghilangkan berhentinya unit karena kerusakan mendadak. 

Apabila hal tersebut bisa terlaksana maka tentunya potensi keuntungan yang akan didapat akan meningkat. Untuk melakukan proses perawatan yang cerdas maka terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, hal-hal tersebut adalah:  
  • Biaya yang timbul akibat malakukan proses perawatan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Yang harus dihindari adalah melakukan penekanan biaya perawatan tanpa melakukan pengkajian mendalam sebelumnya. 
  • Faktor biaya tidak semata mata mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan, tapi juga kerugian yang timbul karena unit tidak bekerja. Karena itu hendaknya selalu dipikirkan cara bagaimana melakukan perawatan dengan waktu yang sesingkatmungkin dengan tanpa mengurangi kualitas hasil pekerjaannya dan tanpa menimbulkan biaya tambahan. 
  • Strategi perawatan adalah langkah proaktif yang dilakukan agar proses perawatan yang dilakukan bisa secara konsisten mencapai tujuannya. 
  • Perencanaan adalah proses penjadwalan dan proses mempersiapkan semua sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perawatan secara effisien.
  • Pelaksanaan pekerjaan perawatan dilaksanakan oleh tenaga teknisi. Kualitas dari pekerjaan adalah faktoryang harus secara konsisten dijaga dan terus ditingkatkan.
  • Komunikasi juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan, seperti juga pengoperasian alat berat maka proses perawatan adalah suatu kerja kelompok. Komunikasi harus terjalin baik antara para teknisi juga antara para teknisi dan kelompok perencana dan kelompok penentu strategi. 
Perawatan yang dilakukan juga bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah timbulnya kerusakan. Secara teknis  tentunya pelaksanaan perawatan jauh lebih mudah dan murah dibandingkan proses perbaikan. Dengan alasan itulah maka proses inspeksi juga dikategorikan sebagai bagian dari kegiatan perawatan.  

Tujuan dari suatu proses perawatan secara lebih terinci adalah untuk: 
  • Meminimumkan atau bahkan menghilangkan unit berhenti beroperasi karena rusak mendadak (unscheduled down time). 
  •   Mengoptimalkan usia komponen 
  •  Meningkatkan kesiapan alat 
  •  Meningkatkan potensi keuntungan
Fenomena gunung es juga rupanya terjadi pada proses perawatan. Ditemukan banyak kasus dimana pemilik alat melakukan penekanan biaya yang cukup besar pada komponen biaya untuk perawatan berkala. 
Padahal seperti bagian gunung es yang ada dibawah permukaan laut komponen biaya pengoperasian yang lain yang nominal biayanya lebih tinggi malah tidak terlihat.


Selain dari biaya yang timbul maka faktor keandalan alat berat dalam beroperasi juga sangat menentukan tingkat keuntungan yang bisa didapat. Semakin andal alat berat tersebut maka sepanjang hidupnya alat tersebut akan lebih banyak menggunakan waktunya untuk beroperasi dibandingkan alat menganggur karena rusak.

Menejemen Peremajaan
Proses menejemen yang terakhir dalam menejemen alat beratadalah menejemen peremajaan. Ruang lingkup pemikiran yang harus terliput adalah bagaimana agar alat yang dioperasikan tetap bisa memberikan keuntungan bagi pemilik alat walaupun usianya sudah habis atau nilai bukunya sudah nol. 
Alat tersebut dapat diremajakan dengan melakukan rekondisi total atau general overhaul tetapi bila sudah sampai pada suatu nilai tertentu dimana biaya yang timbul ataupun tuntutan keadaan sudah tidak menguntungkan lagi maka alat tersebut harus di jual atau bahkan dibesituakan. 
Pertimbangan yang dapat diambil dalam prosesperemajaan adalah:  
  • Perbaiki problem yang timbul lalu operasikan terus.
  • Rekondisi total.
  • Membeli alat baru.
  • Mengoperasikan alat tadi apa adanya dengan beban kerja yang dikurangi. 
Bagi pemilik alat maka pertimbangan biaya yang dapat diperhatikan adalah: 
  • Apabila biaya penyusutan masih dirasakan tinggi maka apapun yang terjadi terpaksa tetap menggunakan alat yang tersedia.
  • Apabila biaya investasi tinggi jugaterpaksa menggunakan alat yang ada, tetapi apabila ternyata biaya perbaikan tinggi (diatas 60% harga baru) maka akan lebih bijaksana apabila membeli alat baru.
  • Biaya alat berhenti beroperasi tinggi juga lebih menguntungkan membeli alat baru. Biaya alat berhenti ini adalahperhitungan kerugian yang timbul dikarenakan alat tidak bisa bekerjapada suatu rentang waktu tertentu, misalkan sebuah OHT pengangkut batu bara tidak dapat beroperasi selama lima jam karena ada masalah mendadak maka bisa dihitung kerugian yang timbul dengan menghitung tonase batu bara yang tidak dapat diangkut oleh OHT tersebut selama lima jam. 
  • Biaya model kuno adalah biaya yang ditimbulkan karena alat yang digunakan model dan spesifikasinya sudah ketinggalan zaman. Sehingga walaupun dia berada dalam kondisi terbaiknya tetap saja spesifikasinya tidak mampu memenuhi tuntutan produksi saatini yang semakin tinggi.

Sebagai penutup penjelasan mengenai menejemen alat beratsekarang kita lihat kecenderungan apa yang timbul di dunia manajemen peralatan menghadapi tantangan yang semakin berat saat ini dan masa yang akan datang: 
  • Yang pertama adalah bahwa grup operasi dan perawatan harus menjadi suatu tim yang solid untuk menjawab tantangan yang semakin berat.
  • Perawatan tidak hanya menitik beratkan pada melakukan perawatan yang terencana tapi juga harus mulai diasah kemampuan untuk menangkap indikasi-indikasi kerusakan sedini mungkin.
  • Perawatan yang dilakukan tidak lagi bersifat umum tapi harus disesuaikan dengan kondisi local tempat dimana alat tersebut bekerja. 
  • Kemitraan antara dealer dan pengguna yang harus diperkuat. Hal ini harus dilakukan karena untuk bisa bertahan dalam dunia bisnis yang semakin ketat maka setiap perusahaan harus memusatkan kekuatan pada bidang bisnis inti yang digeluti. Sehingga untuk melakukan menejemen pengoperasian maka pihak dealer harus secara proaktif membantu pemilik unit. 
  • Persaingan dan standar kerja yang bertaraf global.
Demikianlah yang dapat saya share kepada para pembaca sekalian, semoga bermanfaat dan dapat membantu. Saya sadar tidak ada yang sempurna di Dunia ini, begitupun dengan artikel di atas. Saya mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan. Silahkan isi kolom komentar untuk kritik dan saran para pembaca sekalian.

TERIMA KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTU UNTUK MENGUNJUNGI BLOG SAYA

Sumber : Modul Heavy Equipment Management
Share this article :

2 komentar:

Download

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto Saya
Albert Kelompok 3
Kami dari kelompok 3 Alat Berat Poliban. Yang beranggotakan : 1. Fery Ramadhan 2. Haris Fauzan Mustofa 3. Hidayaturrahman 4. Indra Halomoan Hasibuan
Lihat profil lengkapku

Label

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Alat Berat, On The Job Training (Magang), dan PC - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger